Friday, October 12, 2012

Daun Sendok


Plantago mayor L.


Suku  : Plantaginaceae
Nama Simplisia   :  Plantaginis herba (herba daun sendok), plantaginis Semen (biji daun sendok)

Deskripsi
Daun sendok merupaka  gulma di perkebunan the dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, dan halaman berumput yang agak lembab, kadang ditanam dalam pot sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan ini bersal dari daratan Asia dan Eropa, dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 3.300 m dpl. Tumbuhan ini tersebar luas di dunia dan telah dikenal sejak dahulu kala serta merupakan salah satu dari 9 tumbuhan obat yang di anggap sakral di Anglo Saxon.
Terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 15-20 cm. Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun bundar telur sampai lanset melebar, tepi rata atau bergerigi kasar tidak teratur, permukaan licin atau sedikit berambut, pertulangan melengkung, panjang 5-10 cm, lebar 4-9 cm, warnanya hijau. Perbunggaan majemuk tersusun dalam bulir yang panjangnya sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih. Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2-4 biji berwarna hitam dan keriput. Daun muda bisa dimasak sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji.

Sifat dan Khasiat
Herba ini bersifat manis dan dingin. Berkhasiat sebagai antiradang, antiseptik, pereda demam (antipiretik), peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak (ekspektoran), obat batuk (anitusif), penghenti perdarahan (hemostatis), astringen, menerangkan penglihatan dengan menormalkan aktivitas organ hati yang berlebihan, dan menghilangkan haus.
Biji bersifat manis, dingin, masuk meridian ginjal, hati, usus halus dan paru. Berkhasiat sebagai diuretik, afrodisiak, menyehatkan paru, ekspektoran, pencahar (laksans), meredakan panas hati dan menerangkan penglihatan. Rebusan biji meningkatkan pengeluaran urea, asam urat, dan sodium chloride.

Kandungan Kimia
Herba ini mengandung plantagin, aukubin, asam ursolik, β-sitosterol, n-hentriakontan, dan plantagluside yang terdiri dari methyl D-galakturonat, D-galaktosa, L-arabinosa dan L-rhammosa. Juga mengandung tanin, kalium dan Vitamin (B1, C, A). Kalium bersifat peluruh kencing dan melarutkan endapan garam kalsium yang terdapat dalam ginjal dan kandung kencing. Zat aktif aukubin selain berkhasiat melindungi hati terhadap pengaruh zat beracun yang dapat merusak sel-sel hati (hepatoprotektor), juga berkhasiat antiseptic.
Biji daun sendok mengandung asam planterolik, plantasan (dengan komposisi xylose, arabinose, asamgalacturonat dan rhamnose), protein, musilago, aucubin, asam suksinat, adenine, cholin, katalpol, syringin, asam lemak (palmitat, stearat, arakidat, oleat, linolenat dan lenoleat), serta flavone glycoside. Sedang bagian akar mengandung naphazolin.

Bagian yang digunakan
Herba, biji, akar. Biji dikumpulkan setelah masak lalu dipanaskan dengan air asin.

Indikasi
Herba berkhasiat mengatasi   :
  • Gangguan pada saluran kencing,
  • batu empedu, batu ginjal,
  • radang prostat (prostatitis),
  • influenza, demam, batuk, radang saluran nafas,
  • diare, disentri, nyeri lambung,
  • radang mata merah, menerangkan penglihatan yang kabur,
  • kencing manis,
  • hepatitis akut disertai kuning,
  • cacingan, gigitan serangga, dan
  • perdarahan seperti mimisan, batuk darah.

Akar berkhasiat untuk   :
  • keputihan (leukore) dan
  • nyeri otot.

Biji berkhasiat untuk mengatasi  :
  • gangguan pencernaan pada anak (dispepsia),
  • perangsang birahi (afrodisiak), beser mani ,
  • kencing sakit, sukar kencing, rasa penuh di perut bagian bawah,
  • diare,
  • cacingan,
  • penglihatan kabur,
  • mata merah, bengkak dan terasa sakit akibat panas pada organ hati,
  • batuk disertai banyak dahak,
  • darah tinggi,
  • sakit kuning dan
  • rematik.

Cara Pemakaian
Herba kering sebanyak 10-15 g atau yang segar sebanyak 15-30 g direbus, lalu diminum airnya. Dapat juga herba ditumbuk halus lalu diperas dan saring untuk diminum. Untuk pemakaian bijinya, siapkan 10 -15 g biji daun sendok, lalu direbus dan diminum airnya.
Untuk pemakaian luar, herba segar dihaluskan lalu dioleskan pada luka berdarah, tersiram air panas atau bisul, lalu dibalut. Pemakaian juga bias dengan cara direbus, lalu airnya untuk kumur-kumur pada radang gusi dan sakit tenggorok. Bisa juga digunakan dengan cara digiling halus, lalu dibuat salep untuk mengatasi bisul, abses, dan koreng.

Catatan
Supaya tidak lengket di panci atau dengan simplisia yang lain, biji daun harus dimasukkan ke dalam kantong kain bila ingin direbus.

No comments:

Post a Comment