Wednesday, October 31, 2012

Sembung



Blumea balsamifera [L.] DC.

Suku    : Astaraceae (Compositae)
Nama Simplisia : Blumeae Folium (daun sembung).

Deskripsi
Tumbuhan asal Nepal ini hidup di tempat terbuka sampai agak terlindung di tepi sungai dan tanah pertanian. Dapat tumbuh di tanah berpasir atau tanah yang agak basah pada ketinggian sampai 2.200 m dpl.
Perdu, tumbuh tegak, tinggi mencapai 4 m, percabangan pada ujungnya, berambut halus, bagian-bagian dari tumbuhan ini bila diremas berbau kamfer. Daun tunggal, di bagian bawah bertangkai, bagian atas merupakan daun duduk, letak berseling, terdapat 2-3 daun tambahan pada tangkai daunnya. Helaian daun bundar telur sampai lonjong, pangkal dan ujung runcing, tepi bergerigi atau bergigi, permukaan atas berambut agak kasar, permukaan bawah berambut rapat dan halus seperti beludu, pertulangan menyirip, panjang 8-40 cm, lebar 2-20 cm. Perbungaan majemuk bentuk malai, keluar di ujung tangkai, warnanya kuning. Buah kotak bentuk silindris, beriga 8-10, panjang 1 mm, berambut. Perbanyakan dengan biji atau pemisahan tunas akar.

Sifat dan Khasiat
Sembung bersifat pedas, sedikit pahit, hangat, dan baunya seperti rempah. Berkhasiat sebagai anti bakteri, melancarkan peredaran darah, menghilangkan bekuan darah dan pembengkakan, peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh dahak (ekspektoran), astringen, tonikum, dan obat batuk.

Kandungan Kimia
Sembung ini mengandung minyak asiri (ngai kamfer), zat bergetah (kapur barus) dan borneol, yang juga mengandung sineol, limonene, asam palmitin dan myristin, alcohol sesquiterpen, dimetileter khlorasetofenon, tannin, pirokatechin, dan glikosida. Sedangkan ekstrak borneol di dapat dari daun segar.

Bagian yang digunakan
Daun dan akar muda dari tumbuhan yang belum berbunga, segar atau yang telah dikeringkan.

Indikasi
  • Daun berkhasiat mengatasi :
ü      Rematik sendi, persendian sakit setelah melahirkan,
ü      Nyeri haid, dating haid tidak teratur,
ü      Influenza, demam, sesak nafas (asma), batuk, bronchitis,
ü      Perut kembung, diare, perut mulas,
ü      Sariawan,
ü      Nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah koroner (angina) pectoris), dan
ü      Kencing manis (diabetes mellitus).
  • Akar muda berkhasiat mengatasi :
ü      Darah haid berlebihan (menoragia),
ü      Kurang nafsu makan,
ü      Sakit perut, diare, cacingan, dan
ü      Rematik sendi.

Cara pemakaian
Daun kering sebanyak 9-18 g atau daun segar sebanyak 15-30 g direbus, minum. Untuk pemakaian luar, daun segar direbus dan airnya dipakai untuk cuci atau daun segar digiling halus untuk pengobatan wasir, memar, bisul, radang kulit bernanah, dan gatal-gatal pada kulit.

Efek Farmakologis dan Hasil penelitian
  1. Pemberian infuse daun sembung 10% dengan takaran 5 mg/kg bb pada kelinci, setelah 1 jam terjadi penurunan kadar gula daraah. Pembanding digunakan tolbutamid.
  2. Pemberian infuse 10% dan 20% daun sembung segar dengan dosis 11 ml/kg bb yang diberikan padaa burung merpati jantan yang telah didemamkan, menunjukkan efek antipiretik dengan mula kerja yang lebih cepat dan lama kerja yang lebih pendek dari pembanding parasetamol dosis 300 mg/kg bb.

Contoh Pemakaian
  • Diare
Daun sembung segar sebanyak 1 genggam dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 ½ gelas. Tambahkan sedikit madu,lalu diminum 3 kali sehari @ ¾ gelas.

  • Haid tidak teratur, perut kembung
Daun sembung segar sebanyak 20 g dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa ¾ nya. Tambahkan sedikit madu,lalu diminum 3 kali sehari @ ¾ gelas.

  • Nyeri haid
    • Daun sembung segar sebanyak 5 lembar dan 5 biji kadeaung yang telah dipanggang dan dihaluskan direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Minum sekaligus setelah dingin.
    • Akar sembung dan seluruh tumbuhan ginjean (leonorus sibiricus) masing-masing sebanyak 30 g dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan gula merah secukupnya lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari @ ¾ gelas.
  • Angina pectoris
Daun sembung segar sebanyak 5 lembar dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa ¾ nya. Minum  sehari 3 @3/4 gelas. Lakukan setiap hari.
  • Rematik sendi
Akar sembung 30 g dan daun gandarusa 60 g kemudian dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin saring, lalu minum 2 kali sehari, masing-masing ½ gelas.
  • Demam
Daun sembung segar sebanyak 15 g dicuci lalu direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum 2 kali sama banyaak padaa pagi dan sore.
  • Kurang nafsu makan
Akar sembung dari tumbuhan yang belum berbunga sebanyak 30 g dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Seduh dengan secangkir air panas. Setelah dingin disaring, kemudian diminum sekaligus.


Catatan
Merebus daun sembung harus dalam panic tertutup, supaya minyak asirinya tidak hilang menguap.

Tuesday, October 30, 2012

Senggani



Melastoma candidum) D. Don

Suku    : Melastomataceae
Nama Simplisia : Melastomae Folium (daun senggani), Melastomae Radix (akar senggani).

Deskripsi
Senggani tumbuh liar pada tempat-tempat yang mendapat cukup sinar matahari, seperti di lereng gunung, semak belukar, lapangan yang tidak terlalu gersang, atau di daerah obyek wisata sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini dapat ditemukan sampai ketinggian 1.650 m dpl.
Perdu, tegak, tinggi 0,5-4 m, banyak bercabang, bersisik dan berambut. Daun tunggal, bertangkai, letak berhadapan bersilang. Helai daun bundar telur memanjang sampai lonjong, ujung lancip, pangkal membulat, tepi rata, permukaan berambut pendek yang jarang dan kaku sehingga teraba kasar dengan 3 tulang daun yang melengkung, panjang 2-20 cm, lebar 0,75-8,5 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk keluar dari ujung cabang berupa malai rata dengan jumlah bunga tiap malai 4-18, mahkota 5, warnanya ungu kemerahan. Buah masak akan merekah dan berbagi dalam beberapa bagian, warnanya ungu tua kemerahan. Biji kecil-kecil warnanya cokelat. Buahnya dapat dimakan, sedangkan daun muda bias dimakan sebagai lalap atau disayur. Perbanyakan dengan biji.

Sifat dan Khasiat
Senggani yang pahit ini berkhasiat sebagai pereda demam (antipiretik), penghilang nyeri (analgesic), peluruh kencing (diuretic), menghilangkan pembengkakan, melancarkan aliran darah, dan penghenti perdarahan (hemostatis).

Kandungan Kimia
Daun senggani mengandung saponin, flavonoida, dan tannin.

Bagian yang digunakan
Daun, akar, buah, dan biji.

Indikasi
Senggani berkhasiat untuk mengatasi  :
~      gangguan pencernaan makanan (dispepsi), disentri basiler, diare,
~      hepatitis,
~      keputihan, sariawan,
~      darah haid berlebihan, perdarahan rahim diluar waktu haid,
~      mimisan, berak darah (melena), wasir berdarah,
~      radang dinding pembuluh darah disertai pembekuan darah di dalam salurannya (tromboangitis),
~      air susu ibu tidak lancar,
~      keracunan singkong, mabuk minuman keras, busung air, dan
~      bisul.

Cara Pemakaian
Akar sebanyak 30-60 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar atau yang telah dikeringkan digiling halus lalu dibubuhkan pada luka baker atau luka berdarah. Luka tersebut lalu dibalut.

Contoh Pemakaian
  • Keputihan
Daun senggani segar sebanyak 2 genggam, jahe, dan bengle masing-masing seukuran ibu jari dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Masukkan 3 gelas air dan 1 sendok makan cuka, lalu direbus sampai airnya tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari, masing-msing 1 gelas.
  • Disentri basiler
Daun senggani dan aseman (Polygonum chinense), masing-masing bahan segar sebanyak 60 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sekaligus.
  • Sariawan
Daun senggani muda sebanyak 2 lembar dicuci bersih lalu dibilas dengan air matang. Daun tersebut kemudian dikunyah dengan sedikit garam, lalu airnya ditelan.
  • Diare
Daun senggani muda sebanyk 1 genggam, 5 g kulit buah manggis, dan 3 lembar daun sembung, semua bahan segar dicuci lalu direbus dengan 1 ½ gelas air bersih sampai tersisa ½ gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum.
  • Bisul
Daun senggani segar sebanyak 50 g direbus. Air rebusannya diminum, ampasnya dilumatkan dan dibubuhkan pada bisul, lalu dibalut.
  • Menetralkan racun singkong
Akar atau daun senggani sebanyak 60 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum sekaligus.

  • Perdarahan Rahim
Biji senggani sebanyak 15 g di goring tampa minyak sampai hitam lalu direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaaring dan minum 2 kali sehari, maasing-masing ½ gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh.


Monday, October 29, 2012

Sambiloto



Andrographis paniculata
[Burm.f.] Ness)

Suku   : Acanthaceae
Nama Simplisia  : Andrographidis Herba (herba sambiloto)

Deskripsi
Tumbuhan ini tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang lembab, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl.
Terna semusim, tinggi 50-90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2-8 cm, lebar 1-3 cm. Bunga rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabung, kecil-kecil, warnanya putih bernoda unggu. Buah kapsul berbentuk jorong, panjang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah membujur menjadi empat keping. Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.

Sifat dan khasiat
Herba ini rasanya pahit, dingin, masuk ke meridian paru-paru, perut, lambung, usus besar dan kecil. Antibakteri, anti-inflamasi, mengontrol respon imun (imunomodulator), nyeri pereda (analgesik), pereda demam (antipiretik), menghilangkan panas, menghilangkan lembab, penawar racun (detoksitasi), dan detumescent.

Kandungan  Kimia
Daun dan cabang mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neondragrafolid, 14-deoksi-11, 12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Ada juga flavonoid, alkana, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam grit, dan resin. Sebagian besar flavonoid diisolasi dari akar, yaitu polimetoksiflavon, andrografin, panikulin, mono-0-metilwithin, dan apigenin-7, 4 - dimetileter.
Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektor (melindungi sel hati dari zat beracun).

Bagian yang digunakan
Herba. Dipanen saat tanaman mulai berbunga. Setelah dicuci, dipotong-potong seperlunya dan kemudian dikeringkan.

Indikasi
Herbal ini berkhasiat untuk mengatasi:

~ Hepatitis, infeksi saluran empedu,
~ Bacillary disentri, tifoid, diare,
~ Influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, radang paru (pneumonia), radang saluran pernapasan (bronchitis), radang ginjal akut (pielonefritis akut), radang telinga tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi,
~ Demam, malaria,
~ Gonore (gonore),
~ Diabetes (DM),
~ Paru TBC, skrofuloderma, batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma),
~ Tekanan darah tinggi (hipertensi),
~ Kusta (Hansen morbus = lepra),
~ Leptospirosis,
~ Keracunan jamur, singkong, kedelai, makanan laut,
~ Kanker: penyakit trofoblas ganas (tumor trofoblas), dan tumor paru-paru.

Cara Pemakaian
Herba kering dengan 10-20 g herba direbus atau dikeringkan digiling halus menjadi bubuk lalu diseduh, minum 3-4 kali sehari, @ 4-6 tablet. Untuk pengobatan kanker, digunakan cairan infus, suntikan atau tablet. Untuk pemakaian luar, herba segar kemudian direbus air yang digunakan untuk mencuci atau ditumbuk halus dan ditempelkan pada rumah sakit, seperti gigitan ular berbisa, ruam atau bisul.

Famakologis Efek dan Hasil Penelitian
1. Tanaman ini bakteriostatik manjur dalam Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Shigella dysenteriae, dan Escherichia coli.
2. Ramuan ini sangat efektif untuk pengobatan infeksi. In vitro, air rebus merangsang fagositosis sel darah putih.
3. Andrografolid menurunkan demam yang disebabkan oleh vaksin yang menyebabkan panas pada kelinci.
4. Andrografolid dapat mengakhiri kehamilan dan menghambat plasenta trofosit pertumbuhan.
5. Dalam hal farmakologi, pahit memiliki efek muskarinik pada pembuluh darah, efek pada jantung iskemik, efek pada respirasi sel, sifat kholeretik, anti-inflamasi, dan antibakteri.

Contoh Pemakaian
  • Tifoid
Daun sambiloto segar sebanyak 10-15 lembar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan madu secukupnya lalu diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari.
  • Disentri basiler, diare, radang saluran nafas, radang paru
Herba kering sbanyak 9-15 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Air rebusannya diminum 2 kali sehari, masing-masing ½ gelas.
  • Disentri
Herba krokot segar (portulaca oleracea) sebanyak 500 g diuapkan selama 3-4 menit, lalu ditumbuk dan diperas. Air perasan yang terkumpul ditambahkan bubuk kering sambiloto sebanyak 10 g sambil diaduk. Campuran tersebut lalu diminum, sehari 3 kali masing-masing 1/3 gelas.
  • Influenza, sakit kepala, demam
Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 g diseduh dengan ¾  cangkir air panas. Setelah dingin diminum sekaligus. Lakukan 3-4 kali sehari.
  • Demam
Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk. Tambahkan ½ cangkir air bersih, saring lalu minum sekaligus. Daun segar yang digiling halus juga bias digunakan sebagai tapal badan yang panas.
  • TB paru
Daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Pil ini lalu diminum dengan air matang. Sehari 2-3 kali. Setiap minum 15-30 pil.
  • Batuk rejan (pertusis), darah tinggi
Daun sambiloto segar sebanyak 5-7 lembar diseduh dengan air panas1/2 cangkir. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk. Setelah dingin minum, lakukan 3 kali sehari.
  • Radang paru, radang mulut, tonsillitis
Bubuk kering herba sambiloto sebanyak 3-4,5 g diseduh dengan air panas. Setelah dingin tambahkan madu secukupnya lalu diminum sekaligus.
  • Faringitis
Herba sambiloto segar sebanyak 9 g dicuci lalu dibilas dengan air matang. Bahan tersebut lalu dikunyah dan airnya ditelan.
  • Hidung berlendir (rinorea), infeksi telinga tengah (OMA), sakit gigi
Herba sambiloto segar sebanyak 9-15 g direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari @ ½ gelas. Untuk OMA, herba segar dicuci lalu digiling halus dan diperas. Airnya digunakan untuk tetes telinga.
  • Kencing manis
Daun sambiloto segar sebanyak ½ genggam dicuci lalu direbus dengan 3 gelas airbersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari @ ¾ gelas.
  • Kencing nanah
Sebanyak 3 tangkai sambiloto utuh dicuci lalu direbus dengan 4 gelas minum air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum dengan madu seperlunya, 3 kali sehari @ ¾ gelas.
  • Digigit ular berbisa
1.      Daun sambiloto segar dicuci lalu digiling halus bersama dengan tembakau. Balurkan pada luka lalu dibalut. Untuk minumnya, daun sambiloto segar sebanyak 9-15 g direbus, minum 3 kali sehari.
2.      Herba sambiloto segar secukupnya dikunyah beberapa lama, kemudian air ludahnya ditelan dan ampas kunyahannya ditetakkan pada luka lalu dibalut.
  • Kudis
Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam dan sedikit belerang ditumbuk bersama-sama sampai halus dan rata. Balurkan pada tempat yang sakit. Untuk minumnya 7 lembar  daun sambiloto dan 5 lembar daun sndok (plantago mayor L.), semua bahan segar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sekaligus.
  • Luka bakar
1.              Bukbuk herba sambiloto ditambahkan sedikit minyak kelapa. Aduk merata, oleskan ke tempat yang sakit.
2.              Daun sambiloto segar secukupnya direbus. Airnya digunakan untuk mengompres bagian yang sakit.


Efek samping
Minum rebusan obat ini dalam dosis besar dapat menyebabkan ketidaknyamanan di perut dan kehilangan nafsu makan. Rasa pahit Andrografolid dapat menyebabkan mual. Sementara injeksi obat-obatan herbal ini bias menyebabkan syok anafilaksis.

Catatan

Luar negeri telah membuat tablet. Obat-obatan cair, dan obat suntik dengan nama dagang, seperti tablet Kang Yan, tablet Chuanxinlian, Chuan Xin Lian pil KB Antiphlogistic, Yamdepieng, Chuanxinlian Ruangas & Injeksi.

Sunday, October 28, 2012

Pulai Pandak



Rauvolfia serpentina [L.]
Bentham ex. Kurz.)


Suku  :  Apocynaceae
Nama Simplisia  : Rauvolfiae Radik (akar pule pandak).

Deskripsi
Tumbuhan ini kadang ditemukan di pekarangan rumah sebagai tanaman hias, namun lebih sering tumbuh liar di ladang, hutan jati, atau tempat lainnya sampai ketinggian 1.000 m dpl.
Perdu tegak, tahunan, tinggi mencapai 1m, bergetah, batang silindris, percabangan warna cokelat abu-abu, mengeluarkan cairan jernih bila dipatahkan. Daun tunggal, bertangkai pendek, duduk berkarang atau berhadapan bersilang, bentuk taji atau bulat telur memanjang, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 3-20 cm, lebar 2-9 cm, permukaan atas hijau, permukaan bawah warnanya lebih muda. Bunga majemuk, bentuk payung yang keluar dari ujung tangkai, mahkota bunga warnya merah. Buahnya buah batu, bulat telur, masih muda hijau bila masak warnanya hitam, berbiji satu. Akar panjang dan besar. Akar keringnya disebut Rauwolfia Serpentina.

Sifat dan Khasiat
Akar bersifat pahit, dingin, dan sedikit beracun. Berkhasiat sebagai penenang (sedatif), menyebabkan tidur (hipnotik), penurun tekanan darah tinggi (hipotensif), melancarkan aliran darah, penghilang nyeri (analgesik), pereda demam (antipiretik), meredakan panas dalam dan panas liver, antiradang. Batang dan daun bersifat pahit, manis, dan sejuk yang berkhasiat untuk menolak angin, hiptensif, dan menghilangkan darah beku.

Kandungan Kimia
Akar mengandung 3 grup alkaloid, yang jenis dan jumlahnya tergantung dari daerah asal tumbuhnya.
Grup I termasuk alkaline kuat (quarterary ammonium compound): serpentine, serpentinine, dan samatine. Penyerapannya jelek bila digunakan peroral (minum).
Grup II (tertiary amine derivate): yohimbine, ajmaline, ajmalilicine, tetraphylline, dan tetraphyllicine.
Grup III termasuk alkaline lemah (secondary amines): reserpine, rescinamine, deserpinidine, raunesine, dan canescine. reserpine berkhasiat hipotensif, ajmaline, serpentine, dan rescinnamine berkhasiat sedatif, yohimbine merangsang pembentukan testoteron yang dapat membangkitkan gairah seks.

Bagian yang digunakan
Akar, batang, dan daun. Sebelum digunakan akar dicuci dan dipotong kecil-kecil lalu dijemur untuk penyimpanan.

Indikasi
Akar berkhasiat untuk  :
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi),
  • sakit kepala dan rasa berputar (vertigo) pada hipertensi,
  • sakit tenggorokan, sakit pinggang,
  • sakit perut pada disentri, diare, muntah,
  • panas yang menetap, panas pada malaria, influenza,
  • radang kandung empedu, hepatitis akut,
  • kejang pada penyakit ayan (epilepsi),
  • susah tidur (insomnia),
  • gangguan jiwa (mania),
  • kurang nafsu makan,
  • menghilangkan gejala akibat hiperfungsi kelenjar gondok,
  • bisul, kudis, dan
  • gigitan ular, kalajengking dan luka akibat terpukul atau terbentur.

Batang dan daun berkhasiat untuk  :
  • influenza, sakit tenggorok,
  • malaria,
  • tekanan darah tinggi,
  • diare, muntah karena masuk angin,
  • hernia, dan
  • bisul, memar.

Cara Pemakaian
Akar, daun, atau batang sebanyak 25-50 g direbus, lalu diminum.
Untuk pemakaian luar, bahan-bahan tersebut digiling halus lalu oleskan ke tempat yang sakit atau direbus, airnya untuk mencuci kulit yang kudis.

Catatan
  • tanaman ini meningkatkan keluarnya asam lambung sehingga dapat menyebabkan perdarahan lambung.
  • penderita dengan penyakit lambung dan kondisi badan lemah jangan minum rebusan ini.
  • sudah dibuat tablet dengan nama dagang tablet Reserpin, tablet ancom, dan tablet Mainshujing.

Saturday, October 27, 2012

Pulai



Alstonia Scholaris [L.) R. Br.

Suku   :  Apoccynaceae
Nama Simplisia  : Alstoniae Cortex (kulit kayu batang dan cabang pulai).

Deskripsi
Alstonia scholaris termasuk suku kamboja-kambojaan, tersebar di seluruh Nusantara. Di Jawa tumbuh di hutan jati, hutan campuran dan hutan kecil di pedesaan, ditemukan dari dataran rendah sampai 900 m dpl. Kadang ditanam di pekarangan dekat pagar atau ditanam sebagai pohon hias.
tanaman berbentuk pohon, tinggi 20-25 m. Batang lurus, diameternya mencapai 60 cm, berkayu, percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, bergetah putih. Daun tunggal, tersusun melingkar 4-9 helai, bertangkai yang panjangnya 7,5-15 mm, bentuknya lonjong sampai bulat telur sungsang, permukaan atas licin, permukaan bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10-23 cm, lebar 3-7,5 cm, warna hijau. Bunga majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang, keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai putih kekuningan, berambut halus yang rapat> Buah berupa buah bumbung berbentuk pita yang panjangnya 20-50 cm, mengantung. Biji kecil, panjang 1,5-2 cm, berambut pada bagian tepinya dan berjambul pada ujungnya. Perbanyakan dengan biji atau setek batang dan cabang.

Sifat dan Khasiat
Kulit kayu rasanya pahit, tidak berbau. Berkhasiat sebagai peluruh dahak, peluruh haid, stomakik, antipiretik, pereda kejang, menurunkan kadar gula darah (hipoglikemik), tonik, dan antiseptik. Pada kuda, kulit kayu digunakan sebagai obat cacing. Daun dapat mempercepat pemasakan bisul dan berguna sebagai pelancar ASI.

Kandungan Kimia
Kulit kayu mengandung alkaloida, ditain, ekitamin (ditamin), ekitenin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dan triterpen (α-amyrin dan lupeol). daun mengandung pikrinin. Sedangkan bunga mengandung asam ursolat dan lupeol.

Bagian yang digunakan
Kulit kayu dan daun. Kulit kayu dikeringkan dengan cara dijemur atau dipanaskan.

Indikasi
Kulit kayu dapat mengatasi  :
  • demam, malaria,
  • limpa membesar,
  • batuk berdahak,
  • diare, disentri,
  • kurang nafsu makan,
  • perut kembung, sakit perut, kolik,
  • kencing manis,
  • tekanan darah tinggi (hipertensi),
  • wasir,
  • anemia,
  • gangguan haid, dan
  • rematik akut.

Daun dapat digunakan untuk mengatasi   :
  • borok (ulcer), bisul,
  • perempuan setelah melahirkan (masa nifas),
  • beri-beri, dan
  • payudara bengkak karena bendungan ASI.

Cara Pemakaian
kulit kayu sebanyak 1-3 g direbus, lalu diminum.
Untuk pemakaian luar, getahnya diteteskan untuk mematangkan bisul, tertusuk duri dan radang kulit. air rebusan batang dapat digunakan untuk mencuci luka, radang kulit bernanah, borok atau sebagai obat kumur pada sakit gigi.

Catatan
Di Nepal, serbuk kulit kayu tanaman ini digunakan untuk obat kontrasepsi, dan alkaloid akarnya dikatakan berkhasiat hipotensif dan antikanker.

Friday, October 26, 2012

Prasman



Eupatorium triplinerve Vahl.


Suku  :  Asteraceae (compositae).
Nama Simplisia  :  Eupatorii triplinervis Herba (herba prasman).

Deskripsi
Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tropis. Tumbuhan ini banyak membentuk anakkan dan dapat ditemukan mulai dataran rendah sampai ketinggian 1.600 m dpl. Banyak ditanam di daerah perbukitan dan pegunungan rendah dekat perumahan. Semak, tinggi 50-100 cm. Batang berkayu, beruas, bercabang, berambut tebal, merah muda. Daun tunggal, letak berhadapan, bentuknya lanset, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, permukaan licin, dengan 3 tulang daun yang melengkung, panjang 5-8 cm, lebar 1-2 cm, hijau. Bunga majemuk, keluar dari ujung batang, panjang tangkai bunga kurang lebih 4 mm, kelopak lepas, terdiri dari 5 daun kelopak, hijau keungguan, mahkota bentuk bintang, kecil, berambut putih, unggu kemerahan. Buah berupa buah kendaga. Perbanyakan dengan biji atau setek akar.

Sifat dan Khasiat
Daunnya yang pahit ini berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik), penambah nafsu makan, pereda demam (antipiretik), perdarahan (hemostatis), dan obat batuk (antitusif).

Kandungan Kimia
Daun ini mengandung minyak asiri (antara lain kumarin), ayapanin (7-methoxy-kumarin), ayepin, dan timohidrokuinon. Zat aktif ayapanin dan ayepin berkhasiat hemostatis.
Sedang akar mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.

Bagian yang digunakan
Daun.

Indikasi
Daun berkhasiat untuk mengatasi  :
  • kencing sedikit,
  • sembab (edema), busung air,
  • demam, pilek,
  • batuk, bronkitis, asma,
  • diare kronis, sariawan,
  • kurang nafsu makan,
  • perdarahan seperti mimisan, dan
  • datang haid tidak teratur.

Cara pemakaian
Herba segar sebanyak 15-30 g diseduh atau direbus, lalu diminum.
Untuk pemakaian luar, herba segar direbus lalu airnya dipakai untuk mencuci luka, atau digiling halus dan digunakan sebagai pilis pada sakit kepala.

Thursday, October 25, 2012

Pandan Wangi



pandanus amaryllifolius Roxb.


Suku  : Pandanaceae
Nama Simplisia  : Pandanis Folium  (daun pandan).

Deskripsi
Pandan wangi tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman atau di kebun. Pandan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di tempat yang agak lembab, tumbuh subur dari daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 500 m dpl.

Perdu, tahunan, tinggi 1-2 m. Batang bulat dengan bekas duduk daun, bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Daun tunggal, duduk dengan pangkal memeluk batang tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang 40-80 cm, lebar 3-5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujungnya, berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol, eter 4-7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya jingga.
Pandan wangi selain sebagai rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak wangi. Daunnya harum kalau diremas atau diris-iris, sering digunakan sebagai penyedap, dan pemberi warna hijau pada masakan atau panganan. Irisan daun pandan muda dicampur bunga mawar, melati, cempaka dan kenangga, sering diselipkan di sanggul supaya rambut menjadi harum, atau diletakkan diantara pakaian dalam lemari. Perbanyakan dengan memisahkan tunas muda yang tumbuh diantara akarnya.

Sifat dan Khasiat
Daun berkhasiat sebagai tonikum, penambah nafsu makan, dan penenang.

Kandungan Kimia
daun pandan mengandung alkaoida, saponin, flavonoida, tanin,polifenol dan zat warna.

Bagian yang digunakan
Daun.

Indikasi
daun pandan berkhasiat untuk mengatasi  ;
  • lemah saraf (neurathenia),
  • tidak nafsu makan,
  • rematik, pegal linu,
  • sakit disertai gelisah,
  • rambut rontok, menghitamkan rambut, dan
  • ketombe.

Cara Pemakaian
Daun pandan segar sebanyak 2-5 lembar diiris secukupnya lalu direbus atau diseduh, minum. Atau daun ditumbuk lalu diperas dan diminum.
Pemakaian luar, daun dicuci bersih lalu digiling halus, oleskan pada luka atau kulit kepala yang berketombe.

Wednesday, October 24, 2012

Padi



Oryza sativa L.


Suku   : poaceae (Gramineae)
Nama Simplisia  : Oryzae Semen (biji, beras), Oryzae Fructus Germinatus (selaput biji), Oryzae Radix (akar padi).

Deskripsi
Padi banyak varietasnya yang ditanam di sawah dan di ladang, sampai ketinggian 1.200 m dpl. Tanaman semak, semusim ini berbatang basah, tingginya 50 cm-1,5 m. Batang tegak, kunak, beruas, berongga, kasar, warna hijau. Daun tunggal berbentuk pita yang panjangnya 15-20 cm, lebar mencapai 2 cm, perabaan kasar, ujung runcing, tepi rata, berpelepah, pertulangan sejajar, hijau. Bunga majemuk berbentuk malai. Buahnya buah batu, terjurai pada tangakai, warna hijau setelah tua menjadi kuning. Biji keras, bulat telur, putih atau merah.
Butir padi yang telah lepas dari tangkainya disebut gabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut beras. Bila beras ini dimasak, maka namanya menjadi nasi, yang merupakan bahan makanan utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Umumnya beras berwarna putih, walaupun ada beras yang berwarna merah. Tangkai butir padi setelah dirontokkan gabahnya dan dijemur sampai kering, disebut merang.
Padi yang termasuk keluarga rumput-rumputan ini ditanam dari bijinya secara langsung atau melalui persemaian terlebih dahulu.

Sifat dan Khasiat
Akar bersifat hangat dan manis, berkhasiat menghilangkan keringat, membunuh cacing (antelmintik), dan sebagai penawar racun. Selaput biji (kulit ari) bersifat manis, netral serta masuk meridian limpa dan lambung. Berkhasiat memelihara lambung, memperkuat limpa, meningkatkan nafsu makan, dan antineuritis. Pati beras berkhasiat sebagai pelembut kulit, peluruh kencing, dan pendingin.

Kandungan Kimia
Biji mengandung karbohidrat, dextrin, xylan, phytin, glutelin, enzim (phytase, lypase, diatase), dan vitamin B1.

Bagian yang digunakan
Selaput biji, biji, tangkai, dan akar selaput biji dijemur sampai kering.

Indikasi
Selaput biji berkhasiat untuk   :
  • lambung dan limpa lemah,
  • tidak nafsu makan,
  • gangguan pencernaan,
  • rasa penuh di dada dan perut,
  • beri-beri, serta
  • tangan dan kaki kesemutan.

Tangkai buah (merang) berkhasiat untuk mengatasi  :
  • rambut kotor, dan
  • keguguran.

Biji (beras) berkhasiat untuk mengatasi  :
  • demam,
  • diare,
  • gondongan,
  • rematik, keseleo,
  • radang payudara, radang kulit dan
  • bisul.

Akar (no tao ken) berkhasiat untuk mengatasi  :
  • keringat berlebihan, berkeringat spontan, dan
  • filariasis.

Cara pemakaian
Selaput biji (bekatul) sebanyak 10-15 g atau 15-20 g atau akar 15-20 g direbus, lalu airnya diminum.
Untuk pemakaian luar, beras digiling halus bersama bahan lain, untuk pemakaian setempat. Merang dibakar, lalu ditambahkan air. Campuran ini baik untuk mencuci rambut.


Tuesday, October 23, 2012

Pacar Cina



Aglaia Odorata Lour


Suku                            : Meliaceae
Nama Simplisia : Aglaiae Folium (daun pacar Cina)

Deskripsi
Pacar cina sering ditanam di kebun dan pekarangan sebagai tanaman hias, atau tumbuh liar di lading-ladang yang cukup mendapat sinar matahari. Tumbuhan ini didatangkan dari Cina. Bunganya sering digunakan untuk mengharumkan teh atau pakaian.
Perdu, tinggi 2-6 m, batang berkayu, bercabang banyak, tangkai berbintik-bintik kelenjar berwarna hitam. Daun majemuk menyirip ganjil yang tumbuh berseling, anak daun 3-5, anak daun bertangkai pendek, bentuk bundar telur sungsang, panjang 3-6 cm, lebar 1-3,5 cm, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, permukaan licin mengilap terutama daun muda. Bunga dalam malai rapat, panjangnya 5-16 cm, warna kuning, dan harum. Buah buni, bulat lonjong, warnanya merah, panjang 6-7 mm, dengan ruang 1-3, biji 1-3. Perbanyakan melalui cangkok.

Asal usul                     : Asia Tenggara
Waktu Berbunga        : Januari – Desember

Daerah Distribusi, Habitat dan Budidaya
Asia tropik; banyak terdapat di Jawa, dan dibudidayakan. Di Jawa banyak dipelihara karena bau yang harum, khususnya tanaman jantan.

Kegunaan di Masyarakat
Tanaman: dipelihara karena bau yang harum.
Daun : digunakan untuk mengobati kencing nanah, sakit waktu haid, penyakit kulit dan pembersih darah.
Bunga : digunakan sebagai pewangi setelah bersalin dan sebagai penurun demam.
Buah : digunakan sebagai obat gatal.
Kayu : sebagai bahan pembuatan kerajinan

Cara pemakaian di masyarakat
Untuk mengurangi rasa sakit pada waktu haid:
dibuat infusa dari 1 genggam daun pacar cina ditambah 110 ml air; diminum 1 kali sehari, selama 3 hari.
Untuk mengobati kencing nanah:
Seperempat genggam pacar cina, 1/5 genggam daun kemuning,1/3 jari kayu secang, 2 jari gula enaun dicuci dan dipotong-potong seperlunya, kemudian direbus dengan 3 gelas air bersih hingga tinggal lebih kurang dari tiga perempatnya; setelah dingin disaring, kemudian diminum 3 kali sehari masing-masing ¾ gelas.

Monday, October 22, 2012

Murbei



Morus alba L.

Suku  :  Moraceae
Nama Simplisia  :  Mori Folium (daun murbei), Mori Ramulus (ranting Murbei), Mori Fructus (buah murbei), Mori Radix (akar murbei).

Deskripsi
Tanaman ini berasal dai Cina, tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 m dpl. Dan memerlukan cukup sinar matahari. Tumbuhan yang sudah dibudidayakan ini menyukai tempat yang cukup basah seperti di lereng gunung, tetapi pada tanah yang berdrainase baik. Kadang ditemukan tumbuh liar.
Pohon, tinggi sekitar 9 m, percabangan banyak, cabang muda berambut halus. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai panjang 1-4 cm. Helai daun bulat telur sampai berbentuk jantung, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip agak menonjol, permukaan atas dan bawah kasar, panjang 2,5-20 cm, lebar 1,5-12 cm, warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk taju, warnanya putih. dalam satu pohon terdapat bunga jantan dan betina dan bunga sempurna yang terpisah. Tumbuhan ini berbunga sepanjang tahun. Buahnya banyak berupa buah buni, berair dan rasanya enak. Buah muda warnanya hijau, setelah masak menjadi hitam. Biji kecil warna hitam.
Tumbuhan ini dibudidayakan karena daunnya digunakan untuk makanan ulat sutera. Daun muda enak di sayur dan berkhasiat sebagai pembersih darah bagi orang yang sering bisulan. Perbanyakan dengan setek dan okulasi.

Sifat dan Khasiat
Daun bersifat pahit, manis, dingin, masuk meridian paru dan hati. Berkhasiat sebagai peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), mendinginkan darah, pereda demam, dan menerangkan penglihatan.
Buah bersifat manis, dingin, masuk meridian jantung, hati dan ginjal. Memelihara darah dan “yin”, memperkuat ginjal, diuretik, peluruh dahak (ekspektoran), hipotensif, penghilang haus, meningkatkan sirkulasi darah dan efek tonik pada jantung.
Kulit akar bersifat manis, sejuk, masuk meridian paru. Berkhasiat sebagai antiasmatik, espektoran, diuretik, dan menghilangkan bengkak (detumescent).
Ranting bersifat pahit, netral, masuk meridian hati. Berkhasiat sebagai karminatif, antipiretik, analgesik, antireumatik, dan merangsang pembentukan kolateral.

Kandungan Kimia
Daun mengandung ecdystreone, inokosterone, lupeol, β-sitosterol, rutin, moracetin, isoquersetin, scopoletin, scopolin,α-, β-hexenal, cis-β-hexenol, cis-γ-hexenol, benzaldehide, eugenol, linalool, benzyl alkohol, butylamine, acetone, trigonelline, adenin, asam amino, copper, zinc, vitamin (A, B, C dan karoten), asam klorogenik, asam fumarat, asam folat, asam formyltetrahydrofolik, dan mioinositol. Juga mengandung phytoestrogens.
Bagian ranting mengandung tanin dan vitamin A. Buahnya mengandung cyanidin, isoquercetin, sakarida, asam linoleat, asam stearat, asam oleat, dan vitamin (karoten, B1, B2, dan C).
Kulit batang mengandung (1) triterpenoids:α-,β-amyrin, sitosterol, sitosterol-α-glukoside. (2) Flavonoids: morusin, cyclomorusin, kuwanone, A, B, C, oxydihydromorusin. (3) Comarins : umbelliferone, dan scopoletin.
Kulit akar mengandung derivat flavone mulberrin, mulberrochromene, cyclomulberrin, cyclomulberrohromene, morussin, dan mulberrofuran A. Juga mengandung betulinic acid, scopoletin, α-amyrin, β-amyrin, undecaprenol, dan dodecaprenol.
Biji  : urease.

Bagian yang digunakan
Daun, ranting, buah, dan kulit akar. Untuk penyimpanan, buah dikukus baru dijemur, ranting dipotong tipis lalu dijemur, dan kulit akar dicuci bersih lalu dipotong tipis kemudian dijemur sampai kering.

Indikasi
Daun (sang ye) berkhasiat untuk  :
  • demam karena flu, malaria,
  • batuk,
  • sakit kepala, sakit tenggorokan, sakit gigi, rematik,
  • darah tinggi (hipertensi),
  • kencing manis,
  • kaki gajah (Elephantiasis tungkai bawah),
  • sakit kuli, bisul,
  • radang mata merah (conjungtivitis acute),
  • memperbanyak air susu ibu,
  • keringat malam,
  • muntah darah dan batuk darah akibat darah panas,
  • kolesterol tinggi, dan
  • gangguan pada saluran cerna.

Kulit akar (Sang bai pi) berkhasiat untuk  :
  • sakit gigi,
  • tidak datang haid,
  • batuk berdahak, sesak nafas (asma),
  • muka bengkak (edema),
  • kencing yang nyeri dan susah (disuria), dan
  • cacingan.

Buah (Sang shen) berkhasiat untuk  :
  • tekanan darah tinggi,
  • jantung berdebar (palpitasi),
  • kencing manis, rasa haus dan mulut kering,
  • sukar tidur (insomnia),
  • telingga berdenging (tinnitus),
  • hepatitis kronis,
  • sembelit pada orang tua,
  • kurang darah (anemia), neurastenia,
  • sakit otot dan persendian, sakit tenggorokan,
  • rambun beruban sebelum waktunya.
Ranting (Sang zhi) berkhasiat untuk :
  • rematik,
  • tangan dan kaki terasa tebal dan sakit,
  • sakit pinggang (lumbago),
  • keram pada tangan dan kaki,
  • tekanan darah tinggi, serta
  • menyuburkan pertumbuhan rambut.
Cara Pemakaian
untuk diminum, pilih salah satu bagian yang disukai. Bila kulit akar 10-15 g; ranting 15-30 g; sedang daun 5-10 g sekali rebus, dapat juga menggunakan dosis maksimal 20-40 g. Untuk buah dosisnya 10-15 g, direbus, lalu diminum.
Untuk pemakaian luar, daun segar digiling halus, kemudian dioleskan pada bagian yang sakit seperti luka, digigit ular, dan serangga, atau untuk merangsang pertumbuhan rambut.

Catatan
  • di luar negeri daun sudah dibuat obat suntik. Obat suntik tersebut menyebabkan nyeri lokal di tempat suntikan, kadang timbul mengigil, demam, dan sakit kepala yang tidak memerlukan pengobatan khusus.
  • pemakaian ranting sebaiknya dihindari bila ada sindrom defisiensi Yin.
  • pemakaian buah sebaiknya dihindari bila sedang diare akibat dingin dan adanya defisiensi limpa dan lambung.


Sunday, October 21, 2012

Mangkokan



Nothopanax sculellarium Merr.


suku   :  Araliaceae
Nama Simplisia  : Nothopanasis Scutellarii Folium (daun mangkokan).

Deskripsi
Tumbuhan ini sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar, walaupun dapat ditemukan tumbuh liar di ladang dan tepi sungai. Tumbuhan ini jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai tempat terbuka yang kena sinar matahari atau sedikit terlindung, dapat tumbuh pada ketinggian 1-200 m dpl.
Perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi 1-3 m. Batang berkayu, bercabang, bentuknya bulat, panjang dan lurus. Daun tunggal, bertangkai, agak tebal, bentuknya bulat berlekuk seperti mangkok, pangkal berbentuk jantung, tepi bergerigi, diameter 6-12 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau tuan. Bunga majemuk, bentuk payung, warnanya hijau. Buah buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras, warna cokelat.
Zaman dahulu, dalam keadaan darurat daunnya digunakan sebagai piring atau mangkok untuk makan bubur sagu sehingga dinamakan daun mangkok. Daun muda dapat dimakan sebagai lalap, urapan mentah, atau direbus dan dibuat sayur. Daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak. Perbanyakan dengan setek batang.

Sifat dan Khasiat
Akar berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik). daun berkhasiat sebagai diuretik, antiradang (anti-inflamasi).

Kandungan Kimia
Batang dan daun mengandung kalsium oksalat, peroksidase, amygdalin, fosfos, besi, lemak, protein, serta vitamin A, B1, dan C.

Bagian yang digunakan
Akar dan daun.

Indikasi
Akar dan daun berkhasiat untuk mengatasi  :
  • radang payudara,
  • pembengkakan dan melancarkan pengeluaran ASI,
  • rambut rontok,
  • sukar kencing,
  • bau badan, dan
  • luka.

Cara Pemakaian
Ambil daun secukupnya lalu direbus dan diminum.
Untuk pemakaian luar, daun tua digiling halus, dan dioleskan pada bagian yang sakit.

Saturday, October 20, 2012

Landik



Barleria lupulina Lindl.


Suku  : Acanthaceae
Nama Simplisia  : Barleriae lupulinae Folium (daun landik).

Deskripsi
Tumbuhan ini berasal dari Madagaskar dan dapat ditemukan sampai ketinggian 100 m dpl. Tumbuh liar di hutan dan di ladang, atau ditanam di halaman sebagai tanaman hias, tanaman pagar dan sebagai tumbuhan obat.
Perdu, bercabang banyak, tinggi 1-2 m, berduri, batang berkayu, warna cokelat tua. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai pendek, pada pangkal tangkai terdapat sepasang duri yang kuat dan tajam berwarna merah unggu. Helai daun lanset, panjang 4-8 cm, lebar 1-2 cm, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, berambut halus berwarna putih, warna daun hijau mengkilap, pertulangan sejajar dengan ibu tulang daun di tengah berwarna kuning. Bunga berwarna kuning emas, berkumpul dalam rangkaian berbentuk bulir yang keluar di ujung batang. Buahnya buah kotak, bulat, hijau. Biji bulat pipih, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan setek batang.

Sifat dan Khasiat
Pedas, pahit, hangat. Melancarkan aliran meridian.

Kandungan Kimia
Daun mengandung polifenol, sedangkan batang dan akar mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida.

Bagian yang digunakan
Daun

Indikasi
Daun ini berguna untuk mengatasi  :
  • gigitan anjing dan ular berbisa,
  • bengkak akibat terpukul atau terjatuh,
  • bisul, luka berdarah, koreng, dan
  • rematik.

Cara Pemakaian
Daun segar sebanyak 6-10 g direbus, lalu diminum.
Untuk pemakaian luar, daun segar digiling halus, lalu dioleskan pada bagian yang sakit.

Catatan
Bagi perempuan yang hamil dilarang minum ramuan tumbuhan obat ini.